Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) adalah sebuah karnaval yang menampilkan festival busana, diadakan setiap tahun sebagai bagian dari rangkaian acara Banyuwangi Festival di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Karnaval ini memiliki rute sepanjang 2,2 kilometer yang berlangsung pada hari sabtu, 13 Juli 2024, dimulai dari pukul 13.00 WIB di Taman Blambangan dan berakhir di Kantor Bupati Banyuwangi. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengenalkan potensi budaya lokal, serta membangkitkan dan memperkuat kearifan lokal di seluruh desa di Banyuwangi.
Pemerintah daerah mengumumkan rencana besar untuk Banyuwangi Ethno Carnival 2024, yang akan mengusung tema ‘Ndaru Deso’ atau ‘Revival Of Village’. Tema ini menekankan peran penting seluruh desa di Banyuwangi, yang diharapkan dapat berpartisipasi aktif dan menjadi bagian utama dari karnaval ini. Dengan tema tersebut, BEC 2024 tidak hanya menampilkan keindahan busana etnik tetapi juga mendorong revitalisasi dan kebangkitan kehidupan desa-desa di Banyuwangi, memperlihatkan kekayaan budaya dan potensi yang dimiliki setiap desa kepada khalayak luas.
Desa Pesucen telah berpartisipasi dalam acara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tahun 2024, dengan mengusung tema “Desa Penghasil Manggis & Capung Langka”. Desa Pesucen, yang namanya berasal dari kata “suci” atau “Pensucian”, juga dikenal sebagai salah satu penghasil manggis berkualitas tinggi yang diekspor ke berbagai negara. Manggis dari Desa Pesucen tidak hanya terkenal karena rasanya yang manis dan segar, tetapi juga karena kualitasnya yang memenuhi standar internasional, menjadikannya komoditas unggulan desa ini.
Selain manggis, Desa Pesucen juga menjadi sorotan karena keberadaan jenis capung langka, Amphiaeschna ampla. Capung ini sempat dinyatakan punah, namun berhasil ditemukan kembali oleh sekelompok peneliti dari Malang yang tergabung dalam Indonesian Dragonfly Society (IDS). Penemuan ini terjadi di sungai Kalongan, yang mengalir di tengah desa. Sungai ini memiliki ekosistem yang masih alami, yang ternyata mampu mendukung kehidupan capung Amphiaeschna ampla.
Penemuan kembali capung langka ini menjadi bukti penting akan keanekaragaman hayati yang berharga di wilayah Desa Pesucen. Hal ini menunjukkan bahwa desa tersebut tidak hanya memiliki kekayaan alam berupa buah manggis yang berkualitas, tetapi juga memiliki ekosistem yang mendukung keberlangsungan berbagai spesies langka. Partisipasi Desa Pesucen dalam Banyuwangi Ethno Carnival 2024 dengan tema ini tidak hanya mempromosikan potensi ekonomi desa melalui hasil bumi, tetapi juga menekankan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan demikian, Desa Pesucen dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya konservasi alam sekaligus memperkuat identitas budaya dan ekonomi desa di mata publik luas.
Melalui BEC 2024, Desa Pesucen tidak hanya berhasil memperkenalkan dirinya sebagai penghasil manggis dan habitat capung langka, tetapi juga berkontribusi dalam upaya konservasi alam dan pelestarian budaya lokal. Dengan demikian, Desa Pesucen mampu memperkuat identitasnya di mata publik dan menunjukkan bahwa desa-desa di Banyuwangi memiliki potensi besar yang layak untuk dipromosikan dan dilestarikan. Kehadiran Desa Pesucen dalam karnaval ini menjadi simbol penting dalam mengangkat potensi lokal dan keanekaragaman hayati, menjadikannya inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya serta alam mereka.
wow