Setiap musim hujan tiba, warga Dusun Padangbaru, RT2 RW1, Desa Pesucen selalu diselimuti kekhawatiran. Genangan air yang menutupi jalan utama dusun bukan sekadar soal genangan biasa—tetapi gangguan nyata yang memengaruhi aktivitas harian, keselamatan, hingga kesehatan masyarakat. Namun kini, harapan baru mulai terlihat. Pemerintah Desa Pesucen mengambil langkah nyata dengan membangun sodetan air sebagai solusi jangka panjang mengatasi permasalahan ini.
Genangan Air, Masalah Tahunan Warga
Selama bertahun-tahun, jalan utama di Dusun Padangbaru menjadi langganan genangan air. Bukan hanya saat hujan deras, bahkan hujan sedang pun bisa menyebabkan air menggenang dan tidak kunjung surut. Kondisi ini membuat jalan menjadi licin, berlumpur, dan sulit dilalui, terutama bagi anak-anak sekolah, pengendara motor, serta ibu-ibu yang beraktivitas di pasar atau ladang.
“Kalau hujan turun, anak saya kadang sampai nggak bisa berangkat sekolah karena jalannya seperti sungai,” ungkap Ibu Siti, warga RT2 RW1. “Kalau dipaksa lewat, bisa jatuh karena licin.”
Banyak warga yang terpaksa membuat jalan alternatif melewati kebun atau pekarangan tetangga. Tak jarang, mereka harus membawa sepatu cadangan karena sepatu utama basah atau kotor karena genangan air yang mengandung lumpur dan sampah.
Langkah Nyata Pemdes Pesucen
Melihat kondisi yang terus berulang ini, Pemerintah Desa Pesucen akhirnya turun tangan. Melalui musyawarah desa bersama tokoh masyarakat dan ketua RT/RW, diputuskan untuk membangun sodetan air di jalur rawan genangan. Sodetan ini merupakan saluran air buatan yang bertujuan mengalihkan air hujan agar tidak lagi menggenangi permukaan jalan.
Kepala Desa Pesucen, Bapak Suryono, menjelaskan bahwa proyek ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal kemanusiaan dan kenyamanan warga. “Kami tahu genangan ini sudah menjadi masalah bertahun-tahun. Ini bukan cuma soal jalan, tapi soal akses anak sekolah, ibu-ibu ke pasar, petani ke sawah, dan juga keselamatan. Maka kami prioritaskan pembangunan sodetan sebagai solusi.”
Proyek sodetan ini mulai dikerjakan awal bulan dan melibatkan tenaga kerja dari warga sekitar. Selain mempercepat proses pembangunan, pendekatan ini juga memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat.
Dampak Positif Mulai Terasa
Hanya beberapa minggu setelah pembangunan selesai, hasilnya langsung dirasakan warga. Jalan yang dulu tergenang kini tetap kering meskipun hujan turun deras. Anak-anak sekolah kini bisa berjalan kaki tanpa harus melepas sepatu. Petani bisa membawa hasil panen mereka tanpa khawatir jalannya licin atau becek.
“Sekarang alhamdulillah jalan kering terus. Kalau hujan, air langsung mengalir lewat sodetan. Kami sangat terbantu,” ujar Pak Marji, salah satu warga yang ikut membantu pengerjaan proyek tersebut.
Kondisi ini juga berdampak pada lingkungan yang lebih bersih. Dengan genangan yang berkurang, potensi penyakit akibat air kotor seperti demam berdarah dan gatal-gatal pun menurun. Udara menjadi lebih segar, jalan lebih bersih, dan suasana dusun terasa lebih nyaman.
Harapan dan Komitmen ke Depan
Pembangunan sodetan ini menjadi bukti bahwa permasalahan masyarakat bisa diselesaikan jika pemerintah dan warga saling bahu membahu. Pemdes Pesucen berharap langkah ini menjadi awal dari berbagai perbaikan infrastruktur lain yang berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari perubahan. Kami ingin Dusun Padangbaru dan seluruh wilayah Pesucen menjadi tempat tinggal yang lebih layak, aman, dan nyaman bagi semua warganya,” tutup Kepala Desa Pesucen.
Kini, setiap kali hujan turun, warga tidak lagi merasa waswas. Jalan dusun yang dulunya berubah menjadi kolam kini tetap kokoh dan kering. Dan lebih dari itu, mereka merasa didengarkan—bahwa suara dan kebutuhan mereka menjadi prioritas yang nyata.