PESUCEN – Suasana haru dan khidmat menyelimuti Gedung Serbaguna Desa Pesucen pada malam Jumat, 26 Juni 2025, saat Pemerintah Desa bersama masyarakat menggelar peringatan Hari Jadi Desa Pesucen ke-120. Di usia yang telah melampaui satu abad, Pemerintah Desa Pesucen tidak hanya merayakan angka tetapi mengenang perjalanan panjang yang diwarnai doa, perjuangan, dan cinta pada tanah kelahiran.
Perayaan ini menjadi simbol rasa syukur yang mendalam, harapan yang terus ditanamkan, dan komitmen bersama untuk menjaga warisan budaya serta spiritual desa.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desa Pesucen, Bapak Sirojudin, disusul tokoh masyarakat dan para ulama yang turut hadir. Dalam sambutannya, beliau mengajak warga untuk merenungi perjalanan sejarah desa yang panjang namun penuh makna.
“Selama 120 tahun, Desa Pesucen tumbuh bersama warganya. Tradisi seperti ini harus terus dijaga agar kita tidak kehilangan akar dan arah,” tuturnya penuh makna.
Acara ini juga menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan spiritual dan budaya di Desa Pesucen yang akan berpuncak pada kegiatan besar Sema’an Al-Qur’an Moloekatan Gus Miek, yang insyaAllah digelar pada Senin (Pahing), 14 Juli 2025 mendatang.
Sholawat Bergema, Doa Mengalun untuk Keberkahan Pesucen
Setelah sambutan, hadirin larut dalam alunan Sholawat Nariyah yang dibacakan secara berjamaah. Suara sholawat menggema, menciptakan suasana religius yang mendalam, seolah membuka langit dengan harapan dan doa-doa dari seluruh penjuru hati.
Malam penuh berkah ini mencapai puncaknya saat Gus Shodiq, putra dari KH. Ali Manshur pengarang legendaris Sholawat Badar memimpin langsung pembacaan Sholawat Badar. Gema sholawat menyentuh kalbu, menumbuhkan rasa damai dan persaudaraan yang kuat di antara warga.
“Semoga dengan wasilah sholawat ini, Desa Pesucen dijauhkan dari segala marabahaya dan diberi keberkahan yang berlimpah,” pesan Gus Shodiq dalam tausiyah singkat yang disambut penuh takzim oleh hadirin.
Merawat Warisan, Menyemai Harapan
Peringatan hari jadi ini bukan hanya seremonial tahunan, melainkan wujud nyata kecintaan warga terhadap desanya. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai spiritual, budaya, dan kebersamaan dipertegas dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Di usia ke-120 ini, Desa Pesucen menatap masa depan dengan harapan besar. Warisan leluhur dijaga, tradisi dirawat, dan kekuatan spiritual dipupuk bersama. Ini adalah bentuk syukur sekaligus doa agar Pesucen terus menjadi desa yang berkah, aman, dan sejahtera.
“Mari terus rawat tradisi, jaga keberkahan, dan bangun Pesucen bersama-sama,” ajak Kepala Desa dalam penutupannya.